Selasa, 31 Mei 2011

BELAJAR BERNEGARA DARI SHALAT


Sama tunduknya kepada aturan main.
  Kita semua sepertinya sepakat bahwa berorganisasi, termasuk bernegara, itu sulit, dan tidak mudah. Dari mulai level terkecil berupa keluarga, hingga organisasi besar level Negara. Betapa seringnya kita melihat dari berbagai media massa dan bahkan mungkin merasakan sendiri rumitnya memimpin organisasi bernama Negara.







Jabatan adalah amanah, tak mungkin tega menjual rakyat untuk diri sendiri
Banyak orang berebut menjadi presiden, menteri, anggota DPR, dll. Tak jarang dengan menghalalkan segala cara. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sadarkah kita bahwa Allah yang Maha Tahu telah menciptakan dan mengajarkan kita tentang sebuah organisasi yang paripurna. Di mana sistem ini telah berjalan 14 abad, dan tidak ditemukan Bug ataupun error?

 




System organisasi yang sangat sempurna itu bernama Shalat Jamaah!

Apa buktinya?
1. Ketika kita shalat jamaah di tempat umum, misal di terminal atau di tempat lainnya, tidak ada yang berebut jadi imam. (beda dengan pemilihan presiden). Tidak ada money politic menjadi imam, tidak perlu memakan korban. Subhanallah

2. Organisasi shalat ini telah teruji selama 14 abad! Bugs-free. Tidak ada perubahan semenjak abad ke-7. Perusahaan/Organisasi Coca-cola eksis untuk berapa abad? 2-3 abad? Ini 14 abad bung! Dengan standarisasi yang sama dan tidak berubah. Dahsyat bukan? Subhanallah!

Harusnya bisnis-bisnis franchise mengambil inspirasi tentang bagaimana sistem ini bisa bertahan lebih dari 14 abad. dengan standarisasi yang selalu sama. ayooo cari penyebabnya!

3. Bahkan system ini bukan hanya teruji ketika dijalankan oleh 1-2 orang. Tapi ketika di aplikasikan untuk jutaan orang secara langsung (misal shalat jamaah di Masjidil Haram ketika musim haji), tetap bugs-free! Tidak ada error sama sekali! Paripurna! Subhanallah!

Bandingkan dengan organisasi yang manusia buat. Hanya mengurus 1-2 orang saja bisa ribut. Dan ketika kita berhasil organisasi yang bagus, good governance, untuk 2-3 orang, belum tentu akan berhasil jika diterapkan untuk 1 juta anggota. Betul bukan?

4. Coba lihat juga control system pada organisasi bernama shalat ini. Ketika imam salah bacaan, jamaah ada yang membenarkan. Yang di kritik tidak marah, yang mengkritik pun tidak menjatuhkan imam. Luar biasa bagaimana Allah mengatur secara detail, Subhanallah!
Beranikah ma'mum mengingatkan imam?
5. Lihat juga ketika imam lupa gerakan, jamaah pun mengucap “Subhanallah” (Maha suci Allah). Bahkan jamaah memuji Allah. Imam pun tidak malu untuk mengakui kesalahannya dan kembali ke koridor yang benar. Subhanallah!

Ini seharusnya menginspirasi kita semua. Bahwa yang menjadi panglima kita adalah AD/ART organisasi/perusahaan yang telah disepakati bersama. Jika kita di posisi imam, ketika kita khilaf, keluar dari koridor yang berlaku, maka seharusnya legowo untuk “diluruskan”.

6. Lihat juga ketika imam batal shalatnya, misalkan mengeluarkan hadats (baca : kentut). Apakah imam tetap mempertahankan posisi nya? Luar biasa ketika system yang Allah ciptakan ini membuat imam secara sukarela mengundurkan diri. Ajaib bukan? Wahai orang-orang yang berfikir? Subhanallah!

Bahwa ada kesepakatan di organisasi/perusahaan kita untuk tidak korupsi misalnya. Ketika pimpinan korup, ya harus terima kalau system yang memecat anda. Sayangnya prinsip ini justru sering dianut oleh Negara Jepang. Ketika menterinya tidak bisa mempertanggungjawabkan uang yang nilainya dibawah Rp 10jt, menteri langsung mengundurkan diri. Hikmah shalat berjamaah ini justru dipahami oleh mereka :)

Mengapa harus terjadi peristiwa ini?
7. Dan lihatlah mekanisme pergantian imam jika ia batal. Ketika sebuah system telah paripurna, SOP telah disepakati untuk secara komit dijalankan, maka tidak penting lagi siapa yang menggantikan imam. Ketika system telah menjadi “panglima” Lihatlah bagaimana imam hanya menarik jamaah di belakangnya, tanpa melihat siapa orangnya, untuk kemudian melanjutkan kepemimpinan organisasi bernama shalat berjamaah ini.

Apakah jamaah lain ada yang protes? Apakah sang imam bernepotisme dengan mencari keluarga nya untuk menggantikannya? Apakah ada kolusi? Ga pernah ada tuh ceritanya jamaah shalat bubar ketika imam batal.. Subhanallah!

8. Di luar itu, lihatlah bahwa imam memiliki hak preogratif. Memilih bacaan surat yang ia suka. Adakah makmum yang protes? Misalkan imam membaca al-ikhlas, makmum menginginkan baca an-naas, pernahkah ada makmum yang protes di tengah-tengah shalat jamaah? Tidak ada! Subhanallah!

9. Ketika AD/ART, SOP, system, apapun namanya, sudah menjadi “panglima” pernahkah kita melihat makmum yang mbalelo? Misalkan imam sudah rukuk, tiba-tiba makmum sujud. Tidak pernah ada. Subhanallah! Ada hal-hal prinsip tentang leadership, bahwa tentang hal tertentu kita harus menghargai dan menaati imam. Selama imam tidak salah bacaan, salah gerak, dan tidak “kentut”.

10. Imam shalat jamaah memang memiliki banyak keutamaan. Tapi imam juga menanggung dosa seluruh jamaah apabila ia melakukan kesalahan. So, jelaslah bahwa shalat jamaah mengajarkan bahwa imam/pemimpin itu adalah amanah. Tanggung jawab nya berat..

11. Imam berdiri paling depan. filosofinya pemimpin harus melindungi jamaahnya. Imam melakukan gerakan, baru memberi aba-aba "Allahu akbar" supaya makmum mengikutinya. filosofinya adalah pemimpin harus memberi contoh terlebih dahulu, harus menjadi teladan.

12. Walau begitu Allah tetap memberikan guidance/pendekatan untuk tatacara pemilihan imam. Melalui lisan Rasul-Nya, “Yang menjadi imam shalat bagi manusia adalah yang paling baik bacaan kitabullahnya (Al-Quran Al-Karim). Bila mereka semua sama kemampuannya dalam membaca Al-Quran, maka yang paling banyak pengetahuannya terhadap sunnah” (HR. Jama’ah kecuali Bukhari).

Artinya, imam adalah yang paling berilmu. Ketika kita mau menunjuk menteri pendidikan, ya yang ilmunya paling mumpuni di bidang pendidikan. Ketika kita mau menunjuk menteri keuangan, ya harus yang paling ahli. Tapi ingat, tetap di dalam koridor. Kalau “kentut” ya batal, dan segera diganti. Luar biasa bukan?!

Subhanallah! Subhanallah! Subhanallah! Betapa Allah yang Maha Tahu telah mengajarkan kita tentang berorganisasi yang sempurna. Tidakkah kita berpikir dan mengambil pelajaran?!

Maha Benar Firman Allah,
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agama kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepada-Ku. Pada hari ini Aku telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian, telah mencukupkan atas kalian nikmat-Ku, dan telah meridhai Islam menjadi agama bagi kalian “(QS al-Maidah [5]: 3).

Hikmah yang bisa kita petik
- Bikinlah AD/ART, SOP, Sistem serapi dan sedetil mungkin. Musyawarahkan, disepakati dan komit bersama
- handle error nya, bikin exit strategy jika ada yg deadlock (misalkan imam "kentut") dll.
- Jadikan sistem sebagai panglima, bukan kultus individu. Ketika kita memimpin jamaah shalat, bahkan ketika presiden menjadi makmum, ya harus nurut sama imam shalat toh.. tidak ada perlakuan khusus.

disarikan dari:

Jumat, 27 Mei 2011

MEMUPUK JIWA KEBANGSAAN MELALUI LAGU KEBANGSAAN


Semakin lama kita semakin asing dengan jati diri bangsa. Benarkah? Bisa ya, bisa tidak.
Mari bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita hapal dan memahami syair lagu yang menjadi jati diri bangsa kita di bawah ini. Jawaban silakan ditorehkan pada hati sanubari kita masing-masing. Tak perlu malu mengakui ketakhapalan kita apalagi memahami maksud syair lagu tersebut. Yang penting mau memperbaiki kesadaran kebangsaan kita kalau memang kita masih ingin menjadi bangsa yang besar dan kuat dengan jati diri yang mantap di tengah kerasnya pergumulan bangsa-bangsa di dunia yang berebut pengaruh sebagai yang terkuat.

SYAIR LAGU INDONESIA RAYA
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri a€˜njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya

Jumat, 20 Mei 2011

PIDATO SAMBUTAN HARKITNAS 2011

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI
SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS KE 103
TANGGAL 20 MEl, TAHUN 2011

Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.
Salam Sejahtera bagi kita semua
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Pertama-tama, sebagai insan yang beriman, saya mengajak saudara-saudara untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenan dan ridhoNya pula, pada pagi hari ini seluruh bangsa Indonesia, insya Allah diberikan kesehatan dan limpahan karunia untuk secara bersama-sama menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103 tahun 2011. Tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2011 yaitu Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke 103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera", saya anggap sangat penting untuk kita renungkan bersama dihubungkan dengan berbagai dinamika yang berkembang akhir-akhir ini di seluruh penjuru tanah air.

Saudara-saudara peserta upacara yang saya cintai.
Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908, maka pada tahun 2011 ini, kita sudah lebih seratus tahun berproses dalam kesadaran kebangsaan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan Jati diri dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. WaJah dan
corak ke-Indonesian-kitapun tentunya telah banyak mengalami perubahan, dan perkembangan. Nilai-nilai kebangsaan selama 103 tahun tersebut telah mengalami pasang surutnya, seiring dengan perubahan jaman dan tuntutan masyarakat itu sendiri.
Perubahan dan tuntutan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti berada dan menyatu dalam proses perjalanan bangsa Indonesia. Kita telah sama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan dan bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Namun demikian, bangsa Indonesia masih tetap kokoh dalam suatu rumah besar seluruh bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itulah, dalam rangka tetap menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, tentunya sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, kita tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan tersebut, khususnya dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang secara terus menerus akan terjadi.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Kalau kita sejenak menengok kebelakang proses lahirnya pergerakan kebangkitan nasional, bahwa perjuangan para pemuda pada masa itu dihadapkan pada berbagai situasi yang sangat kompleks. Suatu situasi dimana antara ketidakadilan, pengingkaran hak-hak asasi manusia, diskriminasi, ketidaksamaan (inequality) , jurang perbedaan antara kelompok masyarakat atas dan kelompok masyarakat bawah, serta kontradiksi perikehidupan dan konflik terjadi di masyarakat. Inilah faktor yang mendorong Illotivasi dan tekad para pemuda untuk berjuang membangun bangsa yang berdaulat, melepaskan diri dari ketidakadilan dan tindakan semena-mena, serta cita-cita luhur mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Maka lahirlah pergerakan Budi Utomo yang mampu memicu munculnya organisasiorganisasi pergerakan kaum muda, baik yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan, dan kepemudaan. Organisasi-organisasi yang berdiri atas dasar kedaerahan antara lain: perkumpulan orang-orang Ambon, Ambonscl1 Siudiefonds (1909), perkumpulan golongan Minahasa melalui Rukun Minahasa (1912), Paguyuban Pasundan (1913), dan Sarikat Sumatera (1918). Kemudian, lahir organisasi politik seperti Sarekat Islam (1911) dan De Indiscf1e Partij (1912) Muncul pula pergerakan serikat pekerja seperti Vereniging van Spoor en Tramwegpersoneel (1908) dan Perserikatan Pegawai Pegadaian 8umiputera (1916). Pergerakan keagamaan seperti Muhammadiyah (1912), Persatuan Islam (1923) dan Nahdlatul Ulama (1926); pergerakan wan ita seperti Putri Mardika (1912) dan Kautamaan Istri (1913), serta pergerakan pemuda seperti Jong Java dengan munculnya Tri Koro Darmo (1 915), Jong Sumateranen Bond (1 917), Jong Minal1asa (1918), dan munculnya orgilnlsasi kepanduan Javaanscl1e Padvinders Organisatie pad a tahun 1916.
Munculnya berbagai organisasi itu, mewarnai bangkitnya nilai-nilai nasionalisme dan berlanjut pad a tahun 1928 dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi -khususnya organisasi kepemudaan---mewujudkan suatu gerakan nasionalis sejati melalui Sumpah Pemuda: "Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa " . Angkatan 1908 dan 1928 adalah contoh klasik, bagaimana segolongan cendikia muda dapat menggerakkan kehidupan politik dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Isu-isu yang diusungnya seperti kolonialisme dan imperialisme telah membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia. Generasi itu memang istimewa; berani menentang kolonialisme dan menyodorkan suatu keadaan lain yakni cita-cita Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1908 dan 1928 kaum '!e'pelajar yang bercita-cita Indonesia merdeka membangun nasionalisme melalui pikiran dan cita-cita yang digerakkan dalam organisasi pemuda. Selanjutnya para pemuda tahun 1945-1949 adalah para pemuda pejuang yang membangun nasionalisme melalui tetesan darah dan bau mesiu dalam revolusi kemerdekaan. Revolusi saat itu telah berfungsi membangun nasior,alisme tanpa pandang bulu, revolusi telah menjadi motor penggerak mobilitas sosial yang cepat merasuki seluruh komponen bangsa. Pemuda angkatan 1945 telah membangun nasionalisme melalui romantika perjuangan dan menanamkan sahamnya dalam revolusi kemerdekaan. Demikian pula dengan angkatan 66, angkatan 98 yang melahirkan reformasi, secara hakiki, nilai-nilai perjuangannya tidak lain adalah untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan sesuai dengan zamannya.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Dalam perjalanan sejarah nasional Indonesia, nasionalisme pada zaman penJajahan baru pad a taraf ingin mempunyai negara yang bebas merdeka; meliputi perjuangan untuk kesatuan bangsa. Setelah merdeka, nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegari' tanpa mengalami tekanan ' dari pihak lain. Sampai seberapa jauh hal ini berkembang, bergantung pad a bagaimana penerapan cara berpikir nasional dan bersikap terhadap kesadaran bernegara para warganya. Menapaki perjalanan sejarah kebangkitan nasional Indonesia, maka cara berfikir nasional dalam membangun Indonesia baru di masa depan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan kehidupan nasionaL
Peringatan Harkitnas yang ke 103 tahun 2011 ini menjadi penting, karena nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kebersamaan yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan "Boedi Oetomo" tersebut, harus dapat dijadikan enerji bagi langkah-Iangkah perjuangan kita kedepan. Kesempatan ini juga sekaligus sebagai renungan dan evaluasi, sejauhmana semangat nasionalisme
tersebut terimplementasi dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab perilaku masing-masing individu warganegara Indonesia dalam bennasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Dalam kebebasan berdemokrasi, ke.bebasan berekspresi marilah kita kokohkan karakter Nasional yang merupakan jati diri bangsa, jangan sampai nilai-nilai luhur dari pendahulu kita yang telah tertanam dalam semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia hilang begitu saja. Khususnya bagi generasi muda, yang akan menentukan eksistensi bangsa di masa-masa yang akan datang. Semoga semangat Persatuan dan Kesatuan dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kita pertahankan
sepanjang masa sehingga bangsa Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Dengan semangat hari Kebangkitan Nasional ke 103 tahun 2011, kita song song Indonesia yang adil, berdemokrasi dan sejahtera.
Demikian, beberapa hal yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2011 yang berharga ini, mudah-mudahan menjadi perhatian kita bersama .
Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.